BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Planet bumi sebagian besar terdiri atas air karena luas daratan memang
lebih kecil dibandingkan dengan luas lautan. Makhluk hidup yang ada di
bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di muka bumi ini. Tidak akan ada
kehidupan seandainya di bumi ini tidak ada air. Air yang relatif bersih
sangat didambakan oleh manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk
keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, maupun untuk
kepeluan pertanian dan sebagainya.
Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang
seksama dan cermat. Untuk mendapatkan air yang baik, sesuai dengan
standar tertentu, saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah
banyak tercemar oleg bermacam-macam limbah.
Seiring dengan petambahan penduduk dan perkembangan berbagai industri,
maka pencemaran air telah menjadi masalah serius yang dihadapi oleh
manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan yang paling terancam
dewasa ini adalah lingkungan perairan karena air merupakan kebutuhan
utama industri dan rumah tangga. Pada akhirnya sebagian besar air yang
telah digunakan oleh industri dan rumah tangga akan dilepaskan ke
lingkungan bersama-sama dengan berbagai jenis polutan yang terkandung di
dalamnya.
Proses produksi yang semakin banyak yang memekai bahan kimia buatan
manusia menyebabkan lebih banyak kotoran dan limbah yang dihanyutkan
melalui air. Selain itu banyak juga limbah-limbah rumah tangga yang
dibuang dan dihanyutkan dengan air yang mengakibatkan air tersebut
tercemar oleh limbah-limbah. Apabila air telah tercemar maka kehidupan
manusia akan terganggu. Ini merupakan bencana besar.
Jumlah air limbah yang dibuang akan selalu bertanbah dengan
meningkatnya jumlah penduduk dengan segala kegiatannya. Apabila jumlah
air limbah yang dibuang berlebihan, melebihi dari kemampuan alam untuk
menerimanya maka akan terjadi kerusakan lingkungan. Lingkungan yang
rusak akan menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan manusia yang tinggal
pada lingkunganitu sendiri sehingga oleh karenanya perlu dilakukan
penanganan air limbah yang lebih seksama dan terpadu baik yang dilakukan
oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Ketiganya memiliki peran dalam
mengelola air limbah mulai dari sumbernya sampai ke tempat pembuangan
akhir.
BAB II
ISI
A Air Limbah
Setiap
aktivitas manusia akan menghasilkan limbah. Baik yang berupa limbah
padat maupun limbah cair. Dan sebagian besar masyarakat mengenalnya
dengan istilah air limbah.
Air
limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil
dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air limbah tersebut
biasanya dibung ke air kembali.
Meskipun
merupakan air sisa namun volumenya besar karena kurang lebih 80% dari
air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut
dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya air
limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai serta laut dan akan
digunakan oleh manusia lagi.
Dalam
air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya.
Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab
penyakit disentri, tipus, kolera, dan lain sebagainya. Pada umumnya air
limbah atau air buangan mengadung bahan-bahab atau zat-zat yang dapat
membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
B Pencemaran Air
Saat
ini banyak air yang tidak dapat begitu saja digunakan. Tampaknya air
itu bersih, tetapi ternyata banyak mengandung limbah-limbah yang dibuang
oleh manusia. Limbah dapur, deterjen, pestisida, kotoran manusia dan
sisa-sisa bahan kimia lainnya yang mengubah bau air tersebut. Pengotoran
sungai oleh pabrik menyebabkan keracunan pada ikan dan manusia.
Perusahaan penyaringan air minum dapat dipersulit kerjanya sehingga
tidak mampu mengalirkan air bersih ke pemukiman warga.
Pencemaran
air umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia. Zat-zat diterjen, asam
belerang, limbah rumah tangga dan zat-zat kimia sebagai sisa pembuangan
pabrik-pabrik kimia atau industri yang mengakibatkan kualitas air
berkurang bahkan dapat menyebabkan bahaya bagi hewan maupun bagi
tumbuh-tumbuhan.
Menurut
D. Dwidjoseputro (1990:125), pencemaran air merupakan suatu perubahan
kualitas fisik, kimia dan biologi air yang tidak diinginkan, sehingga
dapat menimbulkan kerugian kerena mempengaruhi sistem kehidupan.
Apabila
semua kegiatan industri dan teknologi memperhatikan dan melaksanakan
pengolahan air limbah industri dan masyarakat umum juga tidak membuang
limbah secara sembarangan maka masalah pencemaran air sebenarnya tidak
perlu dikhawatirkan. Namun, dalam kenyataannya masih banyak industri
atau suatu pusat kegiatan kerja yang membuang limbahnnya ke
lingkunganmelalui sungai, danu atau langsung ke laut. Pembuangan air
limbah secara langsung ke lingkungan inilah yang menjadi penyebab utama
pencemaran air.
C Jenis-Jenis Air Limbah
Jenis dan macam air limbah dikelompokan berdasarkan sumber penghasil
atau penyebab air limbah yang secara umum terdiri dari :
1 Air Limbah Domestik
Air limbah yang berasal dari pemukiman penghunian, seperti
rumah tinggal, hotel, sekolahan, kampus, perkantoran, pertokoan, pasar
dan fasilitas-fasilitas layanan umum. Pada umumnya air limbah ini
terdiri dari ekskreta (tinja dan air seni), air buangan kamar mandi, dan
air buangan dapur dan cucian.
2 Air Limbah Industri
Air limbah yang berasal dari kegiatan industri, seperti pabrik industri
logam, kulit, pangan (makanan dan minuman), industri kimia dan lainnya.
3 Air Limbah Limpasan dan Rembesan Air Hujan
Air limbah yang melimpas di atas permukaan tanah dan meresap ke dalam tanah sebagai akibat terjadinya hujan.
D Karakteristik Air Limbah
Air limbah memiliki karakteristik, yaitu :
1 Kuantitas
Untuk menentukan kuantitas air limbah secara pasti, sangat sulit karena
banyak faktor-faktor yang mempengaruhi. Banyaknya air limbah yang
dibuang dipengaruhi oleh :
a
Jumlah air bersih yang dibutuhkan perkapita akan mempengaruhi jumlah air
limbah yang dibuang, pada umumnya besarnya air limbah ditentukan
berkisar 60%-70% dari banyaknya air bersih yang dibutuhkan.
b
Keadaan masyarakat dan lingkungan suatu daerah akan mempengaruhi
besarnya air limbah yang dibuang tersebut dapat dibedakan berdasarkan :
- tingkat perkembangan suatu
daerah (kota, urban dan pedesaan), jumlah limbah yang dibuang di kota
lebih besar daripada jumlah limbah yang di buang di desa
- daerah yang mengalami
kekeringan (sulit air) sepanjang tahun akan berbeda cara membuang
limbahnya dengan daerah yang tidak mengalami kekeringan
- pola hidup masyarakat, terutama
dalam menerapkan cara membuang air limbah pada masing-masing daerah
akan berbeda, hal tersebut akan menentukan jumlah air limbah yang
dibuang, seperti di Jawa Barat dengan kolan ikannya, Kalimantan dengan
jamban apungnya
c Keserempakkan pembuangan air limbah tadak sama antar sumber yang satu dengan lainnya dalam setiap harinya.
2 Kualitas
Kualitas air limbah dapat diketahui melalui beberapa sifat dan karakteristiknya yang meliputi :
a Karakteristik fisik
Sebagian
besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan
padat dan suspensi. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna
suram seperti larutan sabun, sedikit berbau. Kadang-kadang mengandung
sisa-sisa kertas, berwarna bekas cucian beras dan sayur, bagian-bagian
tinja..
b Karakteristik kimiawi
Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik
yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal
dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah lainnya. Oleh sebab itu
pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru dan cenderung ke asam
apabila sudah mulai membusuk.
c Karakteristik bakteriologis
Kandungan
bakteri patogen serta organisme golongan coli terdapat juga dalam air
limbah tergantung darimana sumbernya namun keduanya tidak berperan dalam
proses pengolahan air buangan. Sesuai dengan zat-zat yang terkandung
didalam air limbah, maka air limbah yang tidak diolah terlebih dahulu
akan menyebabkan berbagai gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan
hidup antara lain:
1 Menjadi transmisi atau media penyebaran berbagai penyakit, terutama kolera, typhus abdominalis, disentri basiler.
2 Menjadi media berkembang-biak mikroorganisme patogen.
3 Menjadi tempat-tempat berkembangbiak nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk.
4 Menimbulkan bau yang tidak enak serta pandangan yang tidak sedap.
5 Merupakan sumber pencemaran air permukaan, tanah dan lingkungan hidup lainnya.
6 Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tindak nyaman dan sebagainya.
E Dekomposisi Air Limbah
Air limbah yang dibuang ke alam secara langsung akan mengalami proses
dekomposisi secara alami yang dilakukan oleh mikro organisme baik
organik yang terdapat dalam air limbah dapat menjadi bahan yang stabil
dan diterima oleh lingkungan. Namun alam memiliki keterbatasan dalam
melakukan proses terebut apabila jumlah limbah yang dibuang melebihi
kemampuannya (daya dukungnya).
Proses dekomposisi air limbah seperti yang diuraikan di atas dapat diuraikan sebagai berikut :
a Secara Anaerobik
Bahan
organik terlarut akan dirombak/diuraikan/dibusukan oleh bakteri anaerob
(yang dapat hidup tanpa adanya O2) menjadi senyawa organik sederhana
seperti :
- Karbon dioksida (CO2)
- Metan (CH4)
- Hidrogen Sulfida (H2S)
- Amonia (NH3)
- Gas-gas berbau
Unsur-unsur
tersebut menimbulkan bau busuk yang cukup menyengat. Dalam proses ini
air limbah menjadi keruh, kotor, berbau busuk, serta terjadi pengendapan
lumpur cukup besar. Proses perombakannya berjalan dalam waktu yang
cukup lama.
b Secara Aerobik
Bahan
organik terlarut akan dirombak/diuraikan/dibusukkan oleh bakteri aerob
(hidupnya memerlukan O2) dan fakultatif menjadi energi, gas, bakteri
baru dan bahan buangan akhir yang stabil seperti :
- Karbon dioksida (CO2)
- Nitrat (NO3)
- Sulfat (S04)
- Senyawa organik stabil
Proses
perombakan/penguraian/pembusukan biologis dilakukan oleh bakteri aerob
dengan menggunakan/memanfaatkan O2 (yang terlarut dalam air limbah)
untuk mengoksidasi bahan organik terlarut sampai semuanya terurai secara
lengkap. Agar proses pembusukan biologis dapat berjalan dengan baik
maka diperlukan O2 yang terlarut dalam air limbah dalam jumlah cukup
besar.
F Mencegah Pencemaran Air
Usaha pencegahan ini bukan proses yang sederhana tetapi melibatkan barbagai faktor sebagai berikut :
1
Air limbah yang dibuang ke perairan harus diolah terlebih dahulu
sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan oleh
pemerintah
2 Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisma antara polutan satu dengan lainnya
3 Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yang tumpah diperairan
4 Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke perairan, hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri
5
Limbah radioaktif harus diproses terlebih dahulu agar tidak mengandung
bahaya radiasi, setelah diproses limbah kemudian dibuang ke perairan
6
Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan
menggunakan aktivitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam perairan
umum
Sebagai tindakan pencegahan dari zat-zat pencemar dalam air limbah dapat dilakukan dengan :
- Menemukan sumber bahan beracun
- Mencari alternatif pembuangan limbah selain ke sungai misalnya ditimbun di dalam tanah
- Menghentikan atau menahan masuknya bahan kimiawi beracun ke dalam sungai yang tercemar
- Membangun sistem pembuangan limbah yang koletif dan khusus seperti industri pengolahan limbah khusus limbah manusia (tinja)
- Menjadikan perairan sungai
sebagai kawasan pariwisata dan olahraga seperti arum jeram sehingga
nantinya kawasan tersebut akan mendapatkan perlindungan khusus dalam
payung hukum
- Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat mengenai cara-cara mengolah air limbah secara sederhana namun
secara teknis memenuhi syarat sehingga masyarakat dapat melakukan
pembuatan, pemeliharaan dan perbaikan terhadap bangunan pengolahan
limbahnya masing-masing
Cara yang paling ekonomis untuk menghindarkan pencemaran lingkungan
pada umumnya dari limbah yang agak ringan tetapi sangat banyak yakni
dengan menyisihkan wilayah yang luas untuk pengolahan limbah secara
alami juga akan mengawetkan ruang terbuka yang berharga, yang tidak
hanya melindungi kualitas lingkungan pada umumnya, tetapi juga
memungknkan penggunaan lain (produksi makanan dan serat, tempat
pertukaran udara, rekreasi). Suatu taman pengolahan limbah dimasukkan ke
dalam rancangan wilayah perkotaan.
Usaha pencegahan disini dimaksudkan untuk mempercepat terjadinya
pemulihan dengan cara menghilangkan zat pencemar dari lingkungan
sungai. Kesadaran masyarakat untuk turut serta menjaga kelestarian
lingkungan perlu ditingkatkan dan harus menjadi tanggung jawab bersama.
Sebelum pembangunan dimulai harus diteliti terlebih dahulu dampak-dampak
negatif yang aka terjadi, dengan demikian dapat memperhitungkan
usaha-usaha apa yang harus dilakukan agar dampak yang tidak dikehendaki
dapat dihindarkan.
G Pengelolaan Air Limbah
Pengolahan air limbah untuk melindungi lingkungan hidup
dari pencemaran secara ilmiah sebenarnya lingkungan mempunyai daya
dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran
air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan
yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah
sebelum dibuang.
Melihat
kandungan air limbah, maka produk sisa dari aktivitas manusia ini
berpotensi besar terhadap terjadinya penyebaran penyakit dan kesakitan
pada manusia, bila air limbah itu tidak dikelola dengan baik. Di sinilah
perlunya dilakukan proses pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke badan air atau lingkungan lainnya.
Sebenarnya
di Indonesia sudah diketahui cara penjernihan air yang sederhana dan
alami, yaitu dengan eceng gondok. Sebuah kolam besar sebagai sumber air
dan di kolam itu terdapat beberapa kamar mandi dan di kolam itu terdapat
eceng gondok yang tumbuhnya sangat rapat. Menurut laporan dari luar
negeri eceng gondok dapat mengurangi jumlah bakteri.
Air
limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air
limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak resapan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut :
1)
Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah ekitarnya baik air
di permukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah
2) Tidak mengotori permukaan tanah
3) Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah
4) Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain
5) Tidak menimbulkan bau yang mengganggu
6) Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah
7) Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Cara pengelolaan sederhana air limbah antara lain:
1 Kolam Oksidasi(OxidationPonds)
Pada prinsipnya cara pengolahan
ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan
oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam
kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter.
Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam
harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga
memungkinkan sirkulasi angin dengan baik.
Cara kerjanya antara lain sebagai berikut:
- empat unsur yang berperan dalam
proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang,
bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air
limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari
sehingga tumbuh dengan subur.
- pada proses sintesis untuk
pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah
pengaruh sinar matahari terbentuk O2 (oksigen). Kemudian oksigen ini
digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat
organik yang terdapat dalam air buangan. Disamping itu terjadi
pengendapan.
- Sebagai hasilnya nilai BOD dari
air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan
dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau,dan sebagainya).
2 Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air
akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit
tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk
pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk
pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah
tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di
mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan
oleh tanaman-tanaman.
Tahap-tahap pengelolaan air yaitu :
- a. Tahap pertama adalah
pengendapan kotoran-kotoran dalam ukuran besar pada air baku. Air baku
yang diambil dari sungai atau sumber lainnya ditaruh di kolam besar
sehingga mendapatkan penyinaran langsung oleh matahari. Penyinaran
matahari akan mempengaruhi warna air, sehingga memudar dan membusukan
bakteri melalui proses oksidasi sehingga memudar an membusukan bakteri
melalui proses oksidasi sehingga kandungan bakteri akan berkurang.
Semakin lama air berada pada kolam pengendapan maka akan semakin baik
b.
Tahap kedua adalah proses aerasi, mengusahakan agar air tersebut
mengalami kontak udara secara langgsung. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi dan menghilangkan rasa dan bau dari karbon dioksida, metan,
hydrogen sulfida, menambah pH dengan mengurangi karbon dioksida dan
panas. Proses ini dilakukan dengan menjatuhkan air dari ketinggian
tertentu sehingga terjadi kontak langsung dengan udara bebas secara
luas.
- c. Proses pemurnian air. Air
yang telah mengalami aerasi tersebut ditaruh pada bak yang berisi
bahan-bahan yang berfungsi untuk memurnikan air. Bahan-bahan yang
mengambang akan dipisahkan dengan koloid seperti Alumunium Soda (tawas)
yang dapat mengikat kandungan yang terapung tersebut. Dalam
perkembangannya, bahan coagulant tidak hanya ditemukan pada bahan-bahan
kimia seperti Klorin dan Kaporit, tetapi juga dapat ditemukan di alam
yaitu pada tumbuhan kelor karena itu kelor disebut coagulant alami.
Penyinaran oleh sinar matahari yang mengandung sinar ultra violet pada
proses pengelolaan air limbah secara alami dapat mematikan jasad renik
yang berbahaya. Arus air dan gelombang memasukkan oksigen ke dalam air
limbah. Oksigen membantu proses pemurniaan air yang tercemar. Setelah
beberapa waktu air yang tercemar tersebut menjadi bersih dan dapat
dipakai lagi.
BAB III
KESIMPULAN
1 Air limbah merupakan
air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil dari adanya
berbagai kegiatan manusia sehari-hari.
2 Pencemaran air umumnya terjadi oleh tingkah laku manusia, yang dimaksud pencemaran air yaitu perubahan kualitas air.
3 Jenis-jenis air limbah
berdasarkan sumbernya yaitu ail limbah domestik, air limbah industri dan
air limbah limpasan dan rembesan air hujan.
4 Air limbah memiliki karakteristik dari kuantitas dan kualitas air limbah tersebut.
5 Proses dekomposisi air limbah terjadi secara anaerobik dan secara aerobik.
6 Pencemaran air dapat
dicegah dengan cara menemukan sumber bahan beracun, mencari alternatif
pembuangan limbah, menghentikan atau menahan masuknya bahan kimiawi
beracun, menjadikan perairan sungai sebagai kawasan pariwisata dan
olahraga, memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara mengolah
air limbah.
7 Cara pengelolaan sederhana air limbah dapat dengan cara kolam oksidasi dan irigasi terhadap air limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D. 1990. Ekologi Manusia dengan Lingkungannya. Malang : P.T. Erlangga.
Odum, Eugne P. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Purnomo, Harsoyo. 2006. Dasar-dasar Ilmu Lingkungan. Semarang : IKIP PGRI Semarang Press.
Soemarwoto, Otto. 1989. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta : Djambatan.